Program Kontra Narasi Ekstremis adalah program kerja sama antara CSRC UIN Jakarta dengan Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) Indonesia-Timor Leste. Program ini adalah upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme dan narasi ekstremis yang berkembang di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami kecenderungan peningkatan radikalisme dan ekstremisme kekerasan, yang ditandai dengan terjadinya serangkaian aksi kekerasan, pemboman aksi terorisme, dan penangkapan sejumlah terduga teroris di berbagai tempat. Sebagai akibat dari rangkaian pemboman aksi terorisme, telah menelan puluhan bahkan ratusan korban jiwa meninggal dan luka-luka, terutama dari warga sipil. Selain itu, selama Desember 2021 – Februari 2022, beberapa terduga teroris ditangkap oleh Densus 88 Antiteror di berbagai wilayah di Indonesia: Tapanuli Tengah dan Selatan, Batam, Palembang, Lubuk Linggau, Bangka Belitung, Batang, Sukoharjo, Semarang, Solo, dan Sragen. Mereka diduga termasuk dalam jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
Fakta tersebut menunjukkan bahwa ideologi ekstremisme kekerasan dan terorisme masih tumbuh subur di negeri ini. Begitu pula dengan jaringan terorisme, masih eksis, bahkan berhasil memperluas cakupan, memperbaiki cara dan metode, serta memperbanyak pengikut. Hasil penelitian CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 menunjukkan bahwa benih radikalisme dan ekstremisme terinfiltrasi di sebagian anak muda milenial, tidak terkecuali pelajar dan mahasiswa. Penyebaran ideologi, propaganda, dan narasi ekstremisme masih terus digencarkan secara offline maupun online melalui media digital dan media sosial. Menangkap dan melumpuhkan teroris mungkin mudah, namun mematikan ideologi ekstremisme adalah tugas yang berat.
Kondisi ini memberikan gambaran bahwa narasi ekstremisme telah dan masih disebarkan secara massif. Perlu metode dan cara sistematis serta terencana untuk mencegah penyebaran narasi dan perilaku ekstremisme melalui kontra narasi dan penyebaran pesan damai kepada masyarakat. Pencegahan/kontra ekstremisme kekerasan atau biasa disebut Preventing/Countering Violent Extremism (P/CVE) merupakan pendekatan dalam penanggulangan terorisme saat ini. Pendekatan ini tidak hanya mengedepankan aspek keamanan dan represi, tetapi yang lebih penting aspek preventif (pencegahan). Melalui berbagai kanal media, pendekatan P/CVE sering digunakan oleh berbagai individu, kelompok masyarakat, dan lembaga pendidikan sebagai upaya alternatif dalam mencegah penyebaran wacana dan ideologi ekstremis.
Berangkat dari latar belakang di atas CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan KAS Indonesia-Timor Leste menyelenggarakan banyak program pencegahan melalui pelatihan, seminar, maupun workshop. Dengan melibatkan banyak pihak, kegiatan dilaksanakan di berbagai wilayah di Pulau Jawa serta beberapa Provinsi di Indonesia dengan harapan melahirkan agen-agen baru untuk mencegah berkembangnya narasi-narasi ekstremisme di lingkungan masyarakat.