Cyber Security Awareness Training untuk Internal CSRC

blog

Ciputat, Senin (02/03) Center For The Studi reelion and Culture (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN)  Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar diskusi terkait Cyber Security, menghadirkan pembicara Saryono Hemay dengan topik “Cyber Security Awareness Training” yang digelar di ruang meeting CSRC. Tujuan diskusi ini untuk meningkatkan literasi digital terkait cyber security.

Idris Hemay, Direktur CSRC merespon baik diskusi ini, menurutnya semua harus mewaspadai dan mencegah virus atau jenis malware lainnya. Di CSRC sendiri tradisi diskusi sudah lama ditinggalkan, dan Idris berharap agar kegiatan baik seperti ini terus berjalan.

“training ini sangat bagus untuk kita, baik untuk CSRC maupun untuk kita sendiri, karena kita bisa meningkatkan kewaspadaan terkait Cyber Security, dan diskusi seperti ini saya berharap terus berjalan lagi, karena dulu CSRC rutin melakukan diskusi terlebih lagi kita bergerak di lembaga riset, kajian, dan pengembangan, jadi diskusi seperti ini sangat bermanfaat” ujarnya.

Dalam diskusi tersebut, Saryono Hemay menuturkan bahwa penetrasi penggunaan internet di Indonesia sangat tinggi, bahkan Indonesia menduduki peringkat ke 5 terbesar di dunia,  namun digital literasi dan Cyber Security masih sangat minim, maka tidak dapat dipungkiri jika cyber crime yang terjadi juga sangat besar.

“Di Indonesia penggunaan internet peringkat ke 5 di dunia, ini sangat besar sekali namun literasi digitalnya sangat kurang dan cyber security masih minim makanya banyak cyber crime yang terjadi, itulah pentinganya pemahaman tentang cyber security ” paparnya

Yono, panggilan akrabnya menjelaskan ada beberapa jenis malwere yang mengintai, seperti Virus yang sangat umum, Warms, Trojan Horse, Rootkits,  Ransomware, Spywere. Beberapa peserta diskusi juga baru mengenal istilah-istilah malware selain virus. Seperti yang dikatakan Haula Sofiana, ia baru mengenal istilah Malwere dan baru mengetahui tingkat bahayanya.

“ternyata ada banyak ya, aku baru tahu, serem banget jadinya” kata Haula, staff administrasi CSRC.

Virus memiliki ciri bisa merusak dan menghilangkan dokumen program, memakan memory, dan bahkan virus dapat merusak perangkat. Berbeda dengan Virus, jika Warms ia menyerang jaringan komputer, dan ini lebih berbahaya dari Virus. Trojan Horse juga berbahaya karena ia tidak berbentuk virus tetapi menempel pada aplikasi yang dapat didownload secara gratis. Sistem ini dibuat untuk mencari data, memonitor kegiatan seperti ketukan keyboard, dll.  

Rootkits, kurang lebih sama dengan Trojan Horse, jika sudah ada di perangkat maka akan terdeteksi oleh orang yang menyususpi. Ransomware istilahnya hacker, dan pelaku hack minta bayaran dll, Spywere, ini untuk memata-matai, mencuri data dan merusak data.

Menurut Yono, jenis-jenis malwere tersebut bisa sampai ke kita karena ada tiga hal. Pertama Phising istilah memancing, biasanya para pelaku cyber crime menyebarkannya melalui email, sosial media atau sejenisnya. kedua, mengunduh aplikasi, atau mp3, dll yang gratis di Web tertentu, ketiga, plugin.

Yono menambhakan, bahwa protokol https (S- tanda secure) lebih aman dibandingkan dengan http saja, maka ia lebih menyaranan untuk mengunjungi situs https, ia juga berpesan untuk tidak memeberikan informai penting di internet. Dalam public wifi bisa digunakan oleh cyber criminal untuk mengelabuhi, maka saat di tempat umum sebaiknya konfirmasi terlebih dahulu pada petugas supaya tidak terjebak pada wifi yang sudah di seting oleh cyber criminal untuk mencuri data.

Pesan Yono, Saat menggunakan wifi jangan buka aplikasi yang sensitif seperti M-banking atau kartu kredit, sebaiknya putuskan smabungan wifi dan gunakan sambungan internet pribadi.

“anggap saja semua wifi tidak aman, sehingga bisa meningkatkan kewaspadaan kita, jangan pernah buka M-banking, atau kartu kredit menggunakan wifi, lebih baik putuskan smabungan wifi dan pakai quota pribadi, karena sangat sensitif” katanya. (AP)

 

 

Linkage