Sekolah Literasi Gelombang II: CSRC Perkuat Kepemimpinana Generasi Muda Moderat

blog

Ciputat, Rabu (02/09) Center For The Study Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gelar sekolah literasi gelombang II via Zoom Cloud Meeting. Acara yang diperuntukkan bagi para pemimpin muda moderat tersebut pada kesempatan kali ini mengangkat tema "Kepemimpinan dalam Islam".

 

Researcher and Director of CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Irfan Abubakar selaku pembicara dalam acara ini menyampaikan kepemimpinan Islam masa kini berikut arahnya seperti apa.

 

"Dalam memahamai kepemimpinan Islam, seseorang harus meletakkannya dalam sudut pandang secara luas tidak hanya secara definisi kerangka Islam saja," terangnya.

 

Pemaknaan tersebut, lanjutnya, tidak hanya dilakukan dalam konteks teologis atau penafsiran terhadap panduan normatif seperti al Quran-Hadits tetapi juga dilihat dari kompilasi politik global atau hubungan internasional. "Seperti apa struktur politik global dewasa ini dan di mana posisi politik Islam saat ini," ujarnya.

 

Hal ini menurutnya untuk melihat bagaimana leadership dalam Islam dan masalah-masalah apa yang dihadapinya saat ini. Konflik-konflik global seperti kesehatan, lingkungan, pendidikan, teknologi dan yang sedang terjadi adalah adanya pandemi covid-19 ini. Dari permasalahan tersebut seseorang tidak hanya mampu mendefinisikan leadership Islam yang sesuai dengan nilai-nilai Islam tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat global.

 

Untuk menjawab secara bersama dan memperkuat pemahaman mengenai kepemimpinan Islam, Irfan mengajukan dua diskursus untuk diperdebatkan oleh dua kelompok peserta. Ia mengajukan dua formula, yang pertama; kepemimpinan Islam adalah model kepemimpinan yang menekankan identitas Islam, superioritas Muslim atas yang lain, dan bekerja dalam sistem politik Islam. Hal tersebut dicontohkan dengan model kepemimpinan Hizbuttahrir (HTI)

 

Model kedua adalah kepemimpinan Islam adalah model kepemimpinan yang menekankan tujuan dan substansi kepemimpinan, menekankan kesetaraan warganegara, keragaman, dan bekerja dalam sistem politik sesuai konteks. Seperti contoh kepemimpinan demokratis dalam sistem NKRI.

 

Dari kedua formula yang telah diperdebatkan oleh kedua kelompok, kepemimpinan yang paling ideal untuk masa kini adalah model yang kedua. Karena lebih diterima di berbagai negara ketimbang model pertama yang justru banyak ditolak di negara-negara yang notabene sebagian warganya adalah muslim. 

 

Linkage