Para Santri Bogor Mengikuti Pelatihan Kontra Narasi Ekstremis untuk Menangkal Penyebaran Ideologi Ekstremis di Lingkungan Pesantren

blog

Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Konrad-Adenuer-Stiftung (KAS) Indonesia-Timor Leste usai laksanakan kegiatan pelatihan Kontra Narasi Ekstremis pada tanggal 2-4 Juni 2021. Kegiatan yang mengusung tema Suara Pesantren untuk Perdamaian dan Toleransi diharapkan peserta akan menjadi agen-agen yang dapat menyuarakan perdamaian dan memperkuat toleransi. 

Kegiatan yang berlangsung dalam 7 sesi tersebut diakhiri dengan praktik serta pembuatan konten dari masing-masing peserta yang telah dibagi ke beberapa kelompok. 

Kelompok teroris saat ini masih melakukan perekrutan melalui berbagai cara, termasuk melalui media sosial, jaringan pertemanan, dan perkawinan. Di sisi lain, penyebaran ideologi ektremisme juga telah masuk ke lembaga pendidikan mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi negeri dan swasta. Anak-anak, perempuan, mahasiswa perguruan tinggi, termasuk siswa SD, SMP, dan SMA, merupakan kelompok yang rentan terpengaruh ideologi radikal. Fenomena demikian menunjukkan bahwa narasi ekstremisme menyebar salah satunya melalui jalur media (komunikasi) yang mencakup media cetak, elektronik, dan online, buletin, majalah, selebaran, dan blog. Jalur ini merupakan faktor eksternal yang membentuk pemahaman dan pengetahuan seseorang. Dengan adanya respons yang kemudian diolah oleh otak dan jiwa manusia, hasilnya akan melahirkan tindakan. Tindakan tersebut tergantung dari stimulus yang masuk ke dalam otak dan pikiran manusia. Jika narasi yang disebarkan adalah kebaikan, maka respons dan tindakan dari penerima narasi juga akan baik, demikian juga sebaliknya.


Narasi-narasi yang dibangun dan disebarluaskan oleh kelompok ekstremis dan teroris adalah narasi kebencian seperti kebencian, anti terhadap demokrasi, dan pentingnya penegakan syariat Islam. Narasi-narasi tersebut dibangun atas dasar narasi lain seperti adanya ketidakadilan dalam bidang ekonomi, kekuasaan, dan imperialisme dari Barat, yang terus dihembuskan, dikumandangkan, diajarkan, dan didoktrinkan melalui media sosial, pengajian, seminar, diskusi rutin, dan kegiatan lainnya. Dengan demikian akan membentuk suatu kesadaran yang menjadi keyakinan, yang selanjutnya menjadi ideologi yang mendorong setiap orang yang meyakininya untuk bertindak, memerangi orang atau kelompok yang tidak sesuai dengan keyakinan yang dianut.

Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa narasi ekstremisme telah dan masih disebarkan secara massif dan sistematis. Karenanya, perlu metode dan cara sistematis dan terencana untuk mencegah penyebaran narasi dan perilaku ekstremisme melalui kontra narasi dan penyebaran pesan damai kepada masyarakat. Pencegahan/kontra ekstremisme kekerasan atau biasa disebut Preventing/Countering Violent Extremism (P/CVE) merupakan pendekatan dalam penanggulangan terorisme saat ini. Pendekatan ini tidak hanya mengedepankan aspek keamanan dan represi, tetapi yang lebih penting aspek preventif (pencegahan). Melalui media sosial, pendekatan P/CVE sering digunakan oleh berbagai individu dan kelompok masyarakat sebagai upaya alternatif dalam mencegah penyebaran wacana dan ideologi kelompok ekstremis.

Beberapa materi yang disampaiakan dalam kegiatan tersebut dimulai dengan Perkenalan kontrak belajar, tutorial editing video, nilai-nilai damai Islam, ideologi ekstremis, memahami narasi ekstremis dan daya pikatnya, memahami kontra narasi ekstremis, menyusun kontra narasi ekstremis, praktek menyusun kontra narasi ektremis, refleksi umum, dan diakhiri dengan rencana tindak lanjut (RTL).

Beberapa peserta yang didelegasikan dari para santri dari pesantren yang berada di wilayah Bogor mengikuti dengan seksama kegiatan dengan dibimbing oleh beberapa trainer. 

Linkage