Center for The Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) Indonesia-Timor Leste gelar Advanced Training dengan tema Penguatan Kontra Narasi Ektremis untuk Guru Pesantren dan Ulama Muda di Hotelo harper Malioboro, Yogyakarta, 18-20 Oktober 2022.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan santri dalam menyusun kontra narasi ekstremis.”Yang paling penting dari kegiatan kontra narasi ekstremis ini adalah materi yang didapatkan dapat diimplementasikan dan dipraktikkan dalm bentuk khotbah, ceramah, tulisan hingga proses pembelajaran di kelas (kurikulum,” ujar Direktur CSRC, Idris Hemay.
Lebih lanjut Idris berharap agar kegiatan yang berkolaborasi antara CSRC, KAS dan Kemendagri tersebut mampu meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku. Menurutnya, pengetahuan itu penting, sebeb dari pengetahuanlah yang dapat mempengaruhi sikap seseorang.
“Kita tentu yakin bahwa sikap kita adalah menolak dengan tegas tindakan-tindakan ekstremisme,” tegasnya.
Idris berpendapat, seseorang dapat menjadi radikal itu melalui banyak faktor. Mulai dari faktor keluarga, pendidikan, ideologi, hingga lingkungan sekitarnya.
“Tetapi upaya untuk membentenginya juga bisa melalui banyak faktor,” ujarnya.
Menurutnya pesantren memiliki peran penting dalam membentengi perilaku-perilaku ekstremis, pesantren punya daya tahan lenting dalam meningkatkan pengetahuan dan tidak dangkal dalam memahami agama.
Sebagaimana teori perilaku Idris mengaitkannya dengan pendekatkan rasional. Komunitas sosial seperti pesantren ini mampu terbentengi oleh ekstremisme dengan cara memberikan pengetahuan, pendidikan yang baik, pengetahuan agama, serta wawasan kebangsaan.
Di sisi lain pendekatan secara psikologis oleh kemunculan figur-figur yang dianggap memberi tauladan dalam pesantren itu dapat mempengaruhi banyak orang. Sehingga figur-figur ini memeiliki pengaruh yang kuat dalam menyebarkan pengetahuan damai dan toleran.
Dalam kegiatan advanced training ini juga turut dihadiri oleh Denis Suarsana (Direktur KAS Indonesia dan Tomor Leste), KH. Jazilus Sakhok (Wakil Katib Syuriah PWNU DIY), serta beberapa narasumber seperti Irfan Abubakar (Peneliti CSRC), Zaenal Arifin (Dosen UIN Yogyakarta), Ahmad Gaus (Dosen Swiss-German University), dan Kalis Mardiasih (Jaringan Gusdurian).